Kolom - EkookE

Terbaru

Selasa, 23 Februari 2021

Kolom


Inovator Ulung

Notasi Eko Budiyono
Guru Sekolah Dasar


Kehadiran covid-19 di Indonesia, menjadikan negara ini sedikit menderita. Bagaimana tidak? Pandemi yang sudah merajalela di planet bumi ini, mengharuskan kita untuk mengubah segalanya. Pola hidup yang biasanya selalu berkumpul harus di ubah. Jaga jarak dan segala macam kegiatan harus di ubah.

Salah satu perubahan itu terjadi pada dunia pendidikan. Proses belajar mengajar (PBM) yang biasa terjadi di satuan pendidikan, kini terkena imbas. Dengan datangnya pandemi ini, menjadikan PBM harus dilaksanakan di rumah. Siswa wajib belajar di rumah masing-masing dan tidak boleh berkumpul maupun berkelompok. Meski demikian, PBM tidak boleh berhenti. Artinya pembelajaran harus tetap berjalan meski tidak harus bertatap muka antara guru dan siswa. Hal ini sesuai dengan anjuran dari pemerintah. Tentu departemen pendidikan yang membidangi hal ini akan bertindak dan merespon dengan cepat. 

Media yang canggih dan modern seperti saat ini, jelas sangat mendukung siswa dalam situasi apapun. Sebut saja telepon genggam/gawai yang bisa digunakan siswa untuk belajar, kapanpun dan dimanapun berada. Dengan perantara gawai ini, pembelajaran diharapkan tetap berjalan. Memang, sebagai masyarakat menengah ke bawah, gawai merupakan alat yang bisa dipunyainya. 

Mengingat anjuran dan harapan dari pemerintah yang mewajibkan PBM tetap dilaksanakan, maka disinilah peran inovator dibutuhkan. Sang inovator yang bisa melaksanakan PBM ini adalah bapak dan ibu guru. Guru yang setiap harinya mengajar harus bisa menjadi inovator yang handal. Inovator yang harus mampu menjawab tantangan atas pandemi yang membuat tangis warga seluruh negeri ini. Kalau boleh saya katakan, guru harus menjadi inovator dalam pembelajaran siswa secara mandiri. 

Guru yang sekaligus seorang inovator hendaknya selalu melakukan pengembangan dan perubahan secara terus-menerus. Inovasi guru ini menjadi jantung semua hal, baik dalam hal, pendekatan, target, strategi, maupun yang lainnya. Satu hal lagi yang tidak ketinggalan adalah media yang tersedia. Seorang inovator harus mempunyai kreativitas dan inovasi tinggi secara terus menerus. Tujuannya agar siswa selalu semangat, tertarik dengan pembelajaran, dan setia mengikuti agenda yang dilaksanakan. Namun,  bagi sang inovator juga perlu penajaman dan variasi pembelajaran agar siswa tidak jenuh. 

Oleh sebab itu, guru harus terus mengasah ketajaman pikirnya dengan banyak bergaul bersama pakar pendidikan dan diskusi. Suka mengamati setiap realitas yang terjadi saat ini. Selain itu, perbanyaklah membaca buku. Dalam bacaan misalnya, sang inovator harus mampu mengambil pelajaran berharga dari bacaan serta perjalanan yang dijalaninya. Apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan diamati selalu menjadi sumber ide,  gagasan, pemikiran, serta inspirasi untuk melangkah maju. Selain itu, sang inovator jangan takut untuk berbuat perubahan. Tentu perubahan yang membawa siswa semakin giat belajar dan bukan sebaliknya.

Inilah dampak pandemi yang harus dilakukan oleh pendidik yang harus selalu berinovasi. Intinya seorang inovator harus visioner.

Semangat terus guruku. Inovasimu selalu kami tunggu. (ekooke) 


Singopranan, 23 Februari 2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar