HIDUP - EkookE

Terbaru

Selasa, 14 September 2021

HIDUP

Hidup

Notasi Eko Budiyono
Guru Sekolah Dasar

Hidup adalah tantangan, hadapilah. Hidup adalah anugerah, terimalah. Hidup adalah petualangan, berjuanglah. Hidup adalah duka lara, tanggungilah. Hidup adalah tragedi, tuntaskanlah. Hidup adalah tugas, laksanakanlah. Hidup adalah cita-cita, capailah. Hidup adalah permainan, mainkanlah. Hidup adalah misteri, singkapkanlah. Hidup adalah lagu, nyanyikanlah. Hidup adalah kesempatan, ambillah. Hidup adalah perjalanan, jalanilah. Hidup adalah janji, penuhilah. Hidup adalah kasih sayang,  bergembiralah. Hidup adalah keindahan, bersyukurlah. Hidup adalah perkelahian, bertarunglah. Hidup adalah jiwa, sadarilah. Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah. (Rabindranath Tagore)

Hidup dan kehidupan. Sungguh kita tahu bahwa hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan suatu perjalanan. Dalam pepatah Jawa dikatakan "wong urip iku mung mampir ngombe". Artinya, hidup di dunia itu diibaratkan seperti mampir minum saja. Meskipun ungkapan tersebut sangat sederhana, namun sungguh sangat dalam maknanya. Maksud dari pepatah itu tentu kita dituntut untuk memahami kehidupan manusia secara menyeluruh, sehingga selalu berbuat kebaikan. Hidup adalah hidup. Hidup harus dilanjutkan dan isi kehidupan dengan perilaku yang pokta dan sadu. 

Kehidupan manusia dimulai dari tumbuhnya benih dalam rahim ibu. Hingga bayi itu lahir di dunia dan mulai saat itulah kehidupan yang sebenarnya dimulai. Kemudian manusia akan mati dan terpisah antara raga dan nyawanya. Tentu akan terjadi kehidupan yang berikutnya. Namun, di sini saya akan mengajak pembaca untuk membicarakan kehidupan di dunia saja. Adapun kehidupan setelah mati silahkan pembaca gali sendiri sesuai keyakinan masing-masing. 

Manusia lahir dan hidup di dunia dibekali empat sifat dasar. Apa itu? Nafsu, amarah, keinginan, dan perbuatan suci. Keempat sifat dasar tersebut timbulnya dirangsang oleh anasir-anasir yang masuk melalui mata, mulut, telinga, dan hidung.

Anasir alam yang masuk melalui mata, bisa berwujud nafsu dan keinginan. Keinginan manusia yang serakah dan terkadang ingin menang sendiri membuatnya terlena. Apapun yang dilakukannya dianggapnya benar, begitu pun sebaliknya. Sifat keserakahan ini yang terkadang membuat kita lalai dan menghalalkan segala cara. Karena nafsu yang tak terkontrol kadang membuat kita terlena dan lupa. 

Anasir alam yang masuk melalui mulut, bisa berupa kata-kata kotor. Perkataan yang sering kita ucapkan baik melalui lisan maupun tulisan. Mengapa terjadi? Karena sifat manusia yang tamak dan kurang bisa menerima keadaan, maka dia akan mengumpat dan berbicara kotor. Selain itu suka mengeluh dan tidak bisa mensyukuri atas nikmatNya, merupakan perkataan yang mengotori mulut manusia. Sungguh hal ini akan merugikan diri sendiri. Bukankah pepatah mengatakan "mulutmu adalah harimaumu".

Anasir alam yang masuk melalui telinga bisa berwujud suara yang tidak enak didengar. Suara-suara yang mengarah pada perpecahan, anarki, dan adu domba. Semua hal itu akan membuat manusia lupa akan tujuan hidup. Mendengar perkataan yang belum tentu kebenarannya, dia akan merasa bangga jika bisa menyampaikannya kembali ke orang lain. Mendengar suara yang sedikit mengadu domba, diteruskannya dengan nafsu belaka. Hilang akal dan kejernihan pikirannya. Sehingga bisa jadi ini membuat manusia marah, berbuat kasar, dan gelap mata.

Sedangkan anasir alam yang masuk melalui hidung bisa berwujud tindakan-tindakan yang baik. Mengapa? Karena pada hakekatnya hidung tidak akan mau membau yang tidak enak. Hidung maunya membau akan hal-hal yang baik saja. Kalaupun ada yang suka membau bau yang tidak enak, tentu ini bukan lagi manusia. Astagfirullah. 

Empat sifat dasar hidup tersebut harus benar-benar dikuasai dan dijadikan bekal hidup oleh manusia. Tujuannya tentu agar manusia dapat mengendalikan nafsu dan menjadikannya teladan atas tindakan-tindakannya yang terpuji. Begitu juga sebaliknya.

Pembelajaran hari ini:
Kehidupan di dunia ini hanyalah sementara sifatnya. Peringatan tersebut diungkapkan dalam istilah “wong urip iku mung mampir ngombe”. Apabila seseorang selalu ingat akan hal ini dan mengisi kehidupan sesaat dengan tindakan baik, maka dapatlah diharapkan tujuan hidup seseorang akan tercapai. Yaitu selamat di dunia maupun di alam kelak nanti. Aamiin. 

Demikian tulisan saya hari ini. Semoga ilmu yang sederhana ini dapat menuntun kita menuju ke jalan yang lebih baik. Hindari anarki dan terapkan anasir alam yang kita punyai dalam hal positif saja. Jalani hidup dengan keseimbangan agar hidup kita selalu bergerak. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Aamiin. (eb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar